}

Selasa, 27 November 2012

Contoh Role Play Dalam Keperawatan Profesional


ROLE PLAY
Keperawatan Profesional

Adik Ku Yang Malang

 Dosen Pembimbing : Ibu Miya Susilawati, S. Kep. Ners.



OLEH
KELOMPOK 6 :
1.      Aris Hardianto                 
2.      Gusti Friyawan                
3.      Masriyanto                       
4.      Seva Apriyanti                 
5.      Yesi Ariska                      
6.      Yuni Koeswijayanti         


PROGRAM D-III AKADEMI KEPERAWATAN PEMDA KETAPANG
TAHUN AJARAN 2011/2012





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................i           
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii           
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A.    Latar  Belakang ..............................................................................................1           
B.     Pengertian ......................................................................................................2
1. Tanggung jawab .........................................................................................2
2. Tanggung gugat............................................................................................6
 C.  Tujuan ............................................................................................... 7           
            1. Tujuan umum .................................................................................7           
            2. Tujuan khusus ...............................................................................7           
      D. Metode Role Play ( simulasi/bermain peran) ........................................7           
      E. Model-model Role Play........................................................................11
      F. Kriteria................................................................................................11
BAB II ISI....................................................................................................12
A.    Isi cerita/Sinopsis ...............................................................................12
B.     Dialog.................................................................................................14
BAB III PELAKSANAAN......................................................................... 19
A.    Topik ......................................................................................................... 19
B.     Tujuan Role Play........................................................................................ 19
C.     Pengorganisasian........................................................................................ 22
1.      Nama-nama pemeran ................................................................ 22
2.      Media dan alat ......................................................................... 22
3.      Setting tempat .......................................................................... 23
D.    Pelaksanaan Kegiatan ............................................................................... 24
a.       Waktu pelaksanaan  ...................................................................24
b.      Pembagian pelaksanaan kegiatan ............................................... 24
E.     Mekanisme Kegiatan ................................................................................. 24
1.      Pembukaan.................................................................................24
2.      Perkenalan...................................................................................24
3.      Inti/isi cerita dari role play.............................................................25
4.      Penutup....................................................................................... 25
F.      Referensi .............................................................................................. ..... 26



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, dan karunia-Nya lah tugas ini dapat diselesaikan. Tugas kelompok yang berjudul “Adik Ku Yang Malang”.
Dalam penyusunan tugas kelompok ini penulis banyak mengalami berbagai hambatan baik langsung maupun tidak langsung, akan tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, tugas ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1.      Ibu Miya Susilawati, S. Kep. Ners, selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Profesional,
2.      Rekan-rekan mahasiswa Akademi Keperawatan Pemda Ketapang yang telah membantu penulis.
Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat untuk kita semua sehingga kita dapat mengetahui dan menerapkan tanggung jawab perawat sebagai perawat profesional. Namun penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata, semoga proposal ini dapat memberikan tambahan dan bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya.


Ketapang, 26 November 2012


Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, atau komunitas, perawat sangat memerlukan keterampilan dan tanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dalam praktik keperawatan, dimana inti dari dari tanggung jawab tersebut adalah berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan disiplin ilmunya

Tanggung gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya. Tanggung gugat memicu evaluasi efektifitas perawat dalam praktik. Tanggung gugat membutuhkan evaluasi kinerja perawatan dalam memberikan perawatan kesehatan.
Oleh sebab itu perawat harus mampu mengetahui mengenai tanggung jawab dan tanggung gugatnya sebagai perawat.





B.     Pengertian
1.      Tanggung Jawab
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan disiplin ilmunya.
Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan akan muncul bila klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil, pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman. Klien tidak yakin bahwa perawat memiliki integritas dalam sikap, keterampilan, pengetahuan (integrity) dan kompetensi.
Beberapa cara dimana perawat dapat mengkomunikasikan tanggung  jawabnya:
a.        Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset)
Contoh : “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya akan mengganti baluta atau      mengganti spreinya”
b.      Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia memberikan penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the delay). Misalnya ; “Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan darurat sehingga harus meninggalkan bapak sejenak”.
c.       Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang ditunjukkan dengan perilaku perawat. misalnya mengucapkan salam, tersenyum, membungkuk, bersalaman dsb.
d.      Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the patiens desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat misalnya “Coba ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini”. Sedangkan apabila perawat berorientasi pada kepentingan perawat ; “ Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu banyak, dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya            pak, jangan mau dilayani terus”
e.       Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina (derogatory) ,misalnya “ pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil dibanding pasien yang tadi”
f.       Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang klien (see the patient point of view). Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah.

Jenis tanggung  jawab  perawat
Tanggung jawab (Responsibility) perawat dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a.       Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya)
Tanggung jawab perawat terhadap Tuhannya saat merawat klien
Dalam sudut  pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling utama adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya  penglihatan, pendengaran dan hati akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan  Tuhan.

b.      Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat
Tanggung Jawab Perawat terhadap Kliend alam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, atau komunitas, perawat sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari falsafah tersebut adalah hak dan martabat manusia.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut :
-          Perawat, dalam  melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.
-          Perawat, dalam  melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan, memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adapt istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan masyarakat.
-          Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga, dan masyarakat, senantiasa diladasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
-          Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga, dan masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

c.       Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas.
-          Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
-          Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang diprcayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai denagan ketentuan hokum yang berlaku.
-          Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusian.
-           Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
-          Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau klien dalam melaksaakan tugas keerawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan kemempuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan kaperawatan.

d.      Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap    rekan sejawat  dan  atasan)
Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain adalah sebagai berikut :
-          Perawat memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
-          Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya kepada sesame perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang  keperawatan.

e.       Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi
-          Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara sendiri-sendiri dan bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
-          Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
-          Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan, serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
-          Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

f.       Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara
-          Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
-          Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran       kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.

2.      Tanggung gugat (accountability)
Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya. Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya. Hal ini bisa dijelaskan dengan mengajukan  tiga pertanyaan berikut :
a.       Kepada siapa  tanggung gugat itu ditujukan
Sebagai tenaga perawat kesehatan prawat memiliki tanggung gugat terhadap klien, sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung jawab terhadap direktur, sebagai profesional perawat memilki tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota team kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim biasanya dokter sebagai contoh perawat memberikan injeksi terhadap klien.
Injeksi ditentukan berdasarkan advis dan kolaborasi dengan dokter, perawat membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang diberikan yang harus dibayarkan ke pihak rumah sakit. Dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung gugat terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.
b.      Apa saja     dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?
Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan professional yang dilakukannya mulai dari mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan pulang. Hal ini bisa diobservasi atau diukur kinerjanya.
c.       Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah menyusun standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara membandingkan apa-apa yang dikerjakan perawat dengan standar yang tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya apakah perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu. Mencuci kuku, telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3 kali dsb.

C.    Tujuan
1.      Tujuan umum
Kami mengharapkan dari proposal kami ini dapat memberikan informasi baru bagi pembaca atau pun masyarakat pada umumnya. Agar masyarakat dan pembaca mengetahui bahwa tanggung jawab Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.

2.      Tujuan khusus
Agar mahasiswa / mahasiswi dapat mengembangkan kreatifitas mereka, dan ini merupakan pembelajaran baru dan pengetahuan baru tentang tanggung jawab dan tanggung gugat dalam tindakan profesional.

D.    Metode Role Play
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dilakukan mahasiswa/i dengan memerankannya sebagai tokoh. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran. Menurut Gangel (1986) role playing adalah suatu metode mengajar merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar para pemain diskusi tentang peran dalam kelompok. Menurut Blatner (2002), role playing adalah sebuah metode untuk mengeksplorasi hal-hal yang menyangkut situasi social yang kompleks.
Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga semua mahasiswa/i bisa mengetahui situasi yang diperankan. Semuanya berfokus pada pengalaman kelompok. Dosen harus mengenalkan situasinya dengan jelas sehingga tokoh dan penontonnya memahami masalah yang disampaikan. Sama seperti para pemainnya, penonton juga terlibat penuh dalam situasi belajar. Pada saat menganalisa dan berdiskusi, penonton harus memberikan solusi-solusi yang mungkin bisa digunakan untuk mengatasi masalah yang disampaikan.
Langkah-langkah metode role playing:
Bila role playing baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya dosen pembimbing menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara mahasiswa/i yang tepat untuk memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas. Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan dipentaskan tersebut. Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa setelah role playing itu dalam puncak klimas, maka dosen pembimbing dapat menghentikan jalannya drama.
Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan menilai role playing yang dimainkan.Role playing dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu. Dosen pembimbing dan mahasiswa/i dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya role playing untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya.
Kebaikan metode role playing antara lain :
Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan mahasiswa/i. Disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan. Sangat menarik bagi mahasiswa/i, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri mahasiswa/i serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
Kelemahan metode role playing antara lain :
·         Role playing/ bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang banyak.
·         Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak dosen pembimbing maupun mahasiswa/i nya, dan ini tidak semua dosen pembimbing memilikinya.
·         Kebanyakan mahasiswa/i yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.
Apabila pelaksanaan role playing dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
Saran-saran yang perlu pendapat perhatian dalam pelaksanaan metode ini:
Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan melalui metode ini. Dan tujuan tersebut diupayakan tidak terlalu sulit/berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah dilaksanakan. Melatar belakang cerita role playing dan bermain peranan tersebut. Hal ini agar materi pelajaran dapat dipahami secara mendalam oleh mahasiswa/i (anak didik).
Dosen pembimbing menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan role playing dan bermain peranan melalui peranan yang harus mahasiswa/i lakukan/mainkan. Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang pantas memainkan/melakonkan jalannya suatu cerita. Dalam hal ini termasuk peranan penonton.
Dosen pembimbing  dapat menghentikan jalannya permainan apabila telah sampai titik klimaks. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara seksama.
Contoh pelaksanaan metode Role Playing dalam materi Barter
Dalam ilmu ekonomi , uang didefenisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sebelum uang diciptakan, masyarakat pada zaman dahulu melakukan perdagangan dengan cara barter. Barter merupakan pertukaran barang dengan barang.
Untuk lebih memahami materi barter, maka diterapkan metode role playing dalam pembelajaran. Caranya adalah sebagai berikut:
Bagilah kelas menjadi 4 kelompok. Dua kelompok pertama adalah penduduk desa petani, dan dua kelompok lainnya adalah kelompok desa peternak. Kita akan melakukan pertukaran barang antara kelompok desa petani dan desa peternak. Untuk itu dosen pembimbing akan membagikan kertas yang berisikan benda yang ingin dibeli dan benda yang ingin dijual dalam dua kertas yang berbeda. Misalnya: mahasiswa/i dari desa petani memiliki beras dan ingin membeli ikan. Maka dosen pembimbing akan membagikan kertas yang bertuliskan Beras dan ikan pada dua lembar kertas yang berbeda.
Buatlah keempat kelompok tersebut berdiri berhadapan, dosen pembimbing akan memberi aba-aba dan memberi batas waktu bagi mahasiswa/i untuk menemukan teman dari kelompok lain yang sesuai dengan daftar yang ia miliki. Ingat bahwa mahasiswa/i harus menemukan mahasiswa/i lain yang memiliki daftar yang sesuai dengan dirinya. Artinya mahasiswa/i yang memiliki beras ingin memiliki ikan, harus menemukan yang ingin menjual ikan dan ingin membeli beras. Jika salah satu daftar tidak cocok, maka ia harus mencari teman yang lain. Kelompok yang telah mendapatkan pasangannya, segera melapor kepada dosen pembimbing.
Kesimpulan dan evaluasi. Dalam hal kesimpulan dan evaluasi ini dosen pembimbing dalam di bantu oleh pertanyaan berikut:
-          Apakah keuntungan melakukan barter?
-          Apa kesulitan yang dirasakan saat melakukan barter?
-          Ceritakan dengan singkat proses melakukan barter!
E.     Model-Model Role Play
Model terapi aktivitas kelompok
a.       Focal conflic model
Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus pada kelompok individu
b.      Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi bahwa tidak efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas
c.       Model interpeersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan, tindakan). Digambarkan melalaui hubungan interpersonal dalam kelompok
d.      Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotifasi anggota kelompok untuk berakting sesui dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu sesuai peran yang diperagakan.


F.     Kriteria
Adapun kriteria-kriteria dalam cerita ini adalah :
Pemeran utamanya adalah sebagai berikut :
1.      Pak Ragi
2.      Mak Ipah
3.      Midah
4.      Dul
5.      Dr. Rio
6.      Suster Ami





BAB II
ISI

A.    ISI CERITA / SINOPSIS
Dikisahkan anak tersebut bernama Midah, dia tinggal bersama Ayah, Ibu dan abanng kandungnya. Ketika itu, si adik, Midah yang sedang merintih kesakitan pada bagian perut dan terus mengalami BAB yang sudah lebih dari 10 kali dan terus menerus keluar masuk kamar kecil, terbaring di kamar. Sebenarnya Midah ingin sekali mengmbil air minum di dapur, tetapi oleh karena sakit perut yang dialaminya, Midah pun hanya bisa merintih. Kemudian Midah meminta Si Dul abangnya untuk mengambilkan air minum didapur akan tetapi Dul tidak memperdulikannya dan pergi begitu saja dari rumah, lalu Midah bergegas ke kamar kecil dengan muka pucat. Mak yang sedang mencuci piring khawatir dan segera memanggil Midah karena Midah lama sekali tidak keluar-keluar dari kamar kecil, Mak nyuruh gantian. Setelah itu Midah keluar dengan muka pucat, ia merasa pusing dan tiba-tiba Midah pingsang dan Mak pun langsung berteriak memanggil Dul dan Bapak. Bapak yang baru selesai sholat tiba-tiba kaget saat melihat Midah pingsang dan kemudian Bapak membawa Midah ke dalam kamar, lalu membawa Midah ke RS. SEHAT ABADI.
Sesampainya di RS. SEHAT ABADI, kemudian Midah dibawa ke IGD dan dipindahkan ke R. DALAM. Orang tua Midah bingung, dengan cara apa mereka bisa membayar biaya pengobata Midah, sampai-sampai Bapak ingin menjual harta satu-satunya yang ia miliki yaitu rumahnya. Beberapa menit kemudian Dokter memanggil orang tua Midah dan menjelaskan bahwa Midah mengalami Diare dan Dehidrasi, kemudian dokter memanggil suster untuk memberikan obat injeksi melalui via infus kepada Midah.
Pada malam harinya suster datang kembali keruangan Midah untuk memberikan obat injeksi melalui via infus lagi, setelah obat itu bereaksi ,15 menit kemudian tiba-tiba Midah kejang, orang tua Midah panik dan segera memangil perawat. Kemudian Dokter dan perawat mendatangi Midah dan Dokter memeriksa Midah serta obat apa yang telah diberikan oleh suster.

Ternyata obat yang diberikannya salah dan orang tua Midah pun tidak terima atas kejadian ini, mereka menganggap telah terjadi mal praktek dan mereka ingin menuntut Suster Ami serta RS. SEHAT ABADI untuk membawa masalah ini kepengadilan. Dokter pun meminta maaf bahwa mereka tidak bermaksud ingin melakukan mal praktek atau semacamnya tetapi ini memang kesalahan meraka dalam memberikan obat, meraka akan bertanggung jawab atas kejadian ini dan Dokter jaga menjelaskan bahwa masalah ini tidak perlu dibawa kepengadilan, masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Midah pun sudah diberikan obat yang sesuai dan penetral atas kejang-kejang tadi. Tiba-tiba Dul datang ke RS dan melihat keadaan adiknya. Setelah melihat kejadian itu, hatinya pun mulai tersentuh yang semula menbenci adiknya, kini dia menjadi perhatian dan menyayangi adiknya, kemudian Dul minta maaf.
Setelah bebincang-bincang dengan masalah yang tadi, keluarga Pak Ragi setuju tidak akan membawa masalah ini ke pengadilan dan memilih cara kekeluargaan. Setelah diberi pengobatan dengan obat-obatan yang sesuai, Midah pun sembuh dari kejangnya dan keluarganya pun tedak perlu membayar biaya pengobatan dan RS karena telah ditanggung oleh pihak RS.


B.     DIAGLOG
Suatu hari di sebuah desa kecil terdapat keluarga miskin yang terdiri dari ayah, ibu dan kedua anaknya
Ayah yang bernama          : Pak Ragi
Ibu yang bernama              : Mak Ipah
Abang yang bernama        : Dul
Adik yang bernama           : Midah

      Ketika itu, si adik Midah yang sedang merintih kesakitan pada bagian perut dan terus mengalami BAB yang sudah lebih dari 10 kali dan terus menerus keluar masuk kamar kecil, terbaring di kamar. Sebenarnya Midah ingin sekali mengmbil air minum di dapur, tetapi oleh karena sakit perut yang dialaminya, Midah pun hanya bisa merintih.
Midah               : Aduh... aduh... ( merintih kesakitan )
Dul                   : Kamu kenapa? ( sambil melihat kearah Midah )
Midah               : Sakit bang...
Dul                   : Sakit sedikit saja dibesar-besarkan, manja kamu...
Midah               : Tolong ambilkan air minum bang, Midah haus...
Dul                   : Lagi sibuk, ambil sendiri...
Midah               : ( hanya bisa menahan sakit perut dan haus yang dirasanya )

Si abang yang tidak peduli dengan adiknya pergi meninggalkan rumah. Midah berlari menuju dapur dan masuk ke toilet (dengan muka pucat). Sudah lama Midah di dalam, tapi tiadk keluar-keluar.
Mak yang sedang mencuci piring khawatir dan segera memanggil Midah.
Mak                  : Midah... lama sekali kamu didalam!
Midah               : Sakit Mak, mulas...
Mak                  : Cepat, gantian mak lagi...
Midah keluar dengan wajah yang pucat, ia merasa pusing dan Midah pun pingsan. Mak yang sedang mencuci piring langsung melepaskan piring yang sedang dicuci.

Mak                  : Midah.. Midah... Midah... bangun Nak, kenapa kamu?
                           Dul... dul... pak.. pakkk.. bapak...
                           Ya Allah nak kenapa sampai begini?
Bapak               : Ya bu, sebentar ( bergegas keluar kamar )
                           Bapak baru selesai sholat bu...ada apa?
                           ( belum sempat ibu menjelaskan, Pak Ragi langsung kaget )
                           Astaghfirullah hal’adzim... Midah anakku
                           ( Bapak langsung mengangkat Midah ke kamar )
Mak                  : Pak, Mak khawatir dengan keadaan Midah. Belum sampai 1 hari ini Midah sudah bolak balik kamar kecil lebih dari 100x, Mak takut kenapa-kenapa...
Bapak               : Iya Mak, Bapak juga khawatir ( sambil memegang kepala Midah )
Mak                  : Iya-iya, ayo kita bawa Pak...
                           ( Midah pun dibawa ke RS SEHAT ABADI ).. ( tiba di RS SEHAT ABADI)...
Bapak               : Sus, tolong anak saya sus...
Suster               : Iya pak, ( suster membawa Midah ke IGD )
                           Maaf bapak tunggu di luar ya..
                           ( sambil menunggu, bapak dan mak berbicara tentang biaya untuk pembayaran RS. Tiba-tiba dul datang setelah mengetahui adiknya masuk RS ).
Dul                   : Midah kenapa pak? Ada-ada saja anak itu.
Mak                  : Huust, jangan begitu, itu adikmu dul.
Dul                   : Adik apa seperti itu, menyusahkan keluarga.
Bapak               : Dul... Midah itu adik kandung kamu, seharusnya kamu meberi perhatian bukan malah memojokan dia..
( dul marah-marah dan langsung meninggalkan kedua orang tuanya)
(ibu menangis)
Mak                  : Pak, bagaiman cara kita membayar biaya pengobatan Midah Pak? Dapat dari mana kita uang Pak?
                           ( Mak sambil menangis )
Bapak               : Mak, kita akan berusaha untuk mendapatkan uang untuk Midah, kalau perlu kita jual rumah kita itu untuk membayar biaya RS.
Mak                  : Terus kita tinggal dimana Pak? Hanya rumah itu satu-satunya harta kita
(Bapak hanya terdiam )
(Suster keluar dan membawa Midah pindah ke R. DALAM. Bapak dan Ibu pun langsung mendampingi Midah yang tidak sadarkan diri. Sesampainya di R. DALAM Suster memanggil keluarga Midah untuk menjelaskan penyakit dan biaya administrasi Midah)...
Suster               : Permisi Bapak, Ibu keluarga Midah?
Bapak dan Ibu : Iya Sus, ada apa?
Suster               : Bapak dan Ibu diminta Dr. Rio ke ruang perawat untuk membicarakan penyakit dan biaya administrasinya
Bapak dan Ibu : Baik Sus, terima kasih!
Suster               : Sama-sama Pak, Bu....
(Bapak dan Ibu Ragi pergi ke ruang perawat )
Bapak               : Permisi...
Suster               : Silahkan masuk..
Dr. Rio             : Bapak dan Ibu orang tua Midah? Begini pak, setelah diperiksa, anak Bapak dan Ibu mengalami diare dan dehidrasi atau kekurangan cairan didalam tubuh, jadi anak Bapak dan Ibu harus tinggal dirumah sakit dulu dalam beberapa hari untuk memulihkan kesehattannya.
Bapak               : Kira-kira biayanya berapa ya dok?
Dr. Rio             : Kalau masalah biaya, Bapak dan Ibu bisa konfismasi kebagian administrasi dan yang penting sekarang kita pulihkan dulu keadaan anak Bapak dan Ibu.
Bapak               : Baik dok.
( Dr. Rio memanggil suster )

Dr. Rio             : Suster, tolong berikan obat ini ke pasien midan, injeksi via infus ya Sus...
Suster               : Baik dok
( suster langsung keruangan midah )
Suster               : Selamat siang...
Keluarga           : Siang sus..
( suster menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada keluarrga pasien )
Suster               : Saya Suster Ami, dan saya akan melakukan tindakan menyuntikan obat melalui infus supaya adek cepat sembuh. (sambil menyuntikkan obat )
                           Sudah selesai, sore nanti saya akan kesini lagi utnuk memberikan obat lagi, saya permisi dulu ya. Permisi, selamat siang!
Keluarga           : Siang sus, terimakasih!
Suster               : Sama-sama
( dilakukanlah penyuntikan kedua, ada hal yang aneh)
Suster               : Selamat malam, saya Suster Ami, sesuai dengan janji tadi saya akan memberikan obat pada adek, biar adek cepat sembuh. ( sambil menyuntikan obat ke infus )
                           Saya sudah selesai. Kalau ada apa-apa Bapak dan Ibu bisa panggil saya, baik saya permisi dulu. Selamat malam!
Keluarga           : Selamat malam!
( setelah penyuntikan, Suster Ami keluar dan 15 menit kemudian Midah mengalami kejang, Bapak dan Ibu Ragi panik )
Bapak               : ( memanggil perawat )
(Dr. Rio dan suster datang )
Bapat                : Dok, bagaimana ini? Kenapa bisa begini?
Dr. Rio             : Iya sebentar ya pak, saya periksa dulu ( memeriksa obat apa yang diberikan Suster Ami )
                           Obat apa yang Suster berikan ke pasien Midah?
Suster               : Saya berikan obat yang sesuai dengan resep Dokter
(Dr. Rio memeriksa kembali obat yang di berikan, setelah diperiksa ternyata obat tersebut salah, keluarga Pak Ragi tidak terima dengan kejadian ini, dan menuntut suster ami serta RS SEHAT ABADI yang dianggap keluarga Pak Ragi sudah melakukan mal praktek )
Mak                  : Saya tidak terima dengan kejadian ini... saya akan menuntut RS ini, ini masalah nyawa...
Dr. Rio             : Maaf bu, kami tidak bermaksud untuk melakukan mal praktek atau semacamnya, tapi ini memang kesalahan saya dan suster saya.
Mak                  : Saya tidak terima, saya akan bawa masalah ini ke pengadilan.
Suster               : Maaf bu, mungkin masalah ini tidak perlu dibawa ke pengadilan, kami akan bertanggung jawab dengan semua kejadian ini, kami pun sudah memberikan obat yang sesuai dan penetral atas kejang-kejang tadi.
Dr. Rio             : Benar bu, masalah ini bisa diselesaikan secara kekekuargaan..
( tiba-tiba Dul datang ke RS, setelah mendengan kejadian tersebut, hatinya pun mulai tersentuh yang semula membenci adiknya, kini dia menjadi perhatian dan sayang )
Dul                   : Kenaa bisa begini bu...? Midah maafkan abang...
Bapak dan Ibu : ( menjelaskan semua kejadian yang sudah terjadi pada Dul )
( setelah bebincang-bincang, keluarga Pak Ragi setuju tidak membawa masalah ini kepengadilan dan memilih cara kekeluargaan. Setelah diberi pengobatan dengan obat-obatan yang sesuai midah bisa sembuh dan keluarganya pun tedak perlu membayar biaya pengobatan dan RS).






BAB III
PELAKSANAAN

A.    TOPIK
Bermain peran/role play dengan melakukan kegiatan, dan mengambil judul “Adik Ku Yang Malang”,  di ruangan kelas IIB Akper Pemda Ketapang.

B.     TUJUAN ROLE PLAY
Dalam proses belajar mengajar, Role playing merupakan salah satu metode belajar komunikatif yang berorientasi pada pembelajar. Dari pendapat beberapa ahli dapat dilihat beberapa manfaat dan tujuan penggunaan metode ini, antara lain:
1.      Memberikan motivasi kepada mahasiwa
a.       aspek kreatif lebih terlihat bermain dari pada bekerja
b.      tekanan/keharusan untuk memecahkan masalah atau konflik yang dialami karakter mereka lebih memberikan motivasi daripada tekanan ketika mereka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian. Tekanan semacam ini justru akan mereka temui dalam kehidupan nyata.
2.      Menambah/memperkaya sistem pembelajaran tradisional
a.       Pengajar tidak hanya mencekoki mahasiswa dengan teori-teori
b.      Bermain peran menunjukkan dunia sebagai tempat yang kompleks dengan masalah-masalah yang kompleks pula. Masalah-masalah ini tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban sederhana yang diingat oleh mahasiswa.
c.       Mahasiswa belajar bahwa keterampilan yang dipelajari secara terpisah, seperti keterampilan berkomunikasi, sering digunakan secara bersama-sama dalam menyelesaikan berbagai tugas/kegiatan dalam dunia nyata.
d.      Pembelajaran dengan bermain peran lebih mengutamakan nilai rasa, kreatifitas dan juga pengetahuan.


e.       latihan untuk mengutamakan pentingnya orang dan sudut pandang mereka merupakan bekal yang sangat penting bagi mahasiswa di dunia kerja mereka nantinya.
1.      Keterampilan untuk kehidupan nyata.
a)        mahasiswa harus memahami kebutuhan dan perspektif orang-orang yang ada di sekelilingnya
b)        bermain peran dapat meningkatkan kemampuan seperti self-awareness, problem-solving, komunikasi, inisiatif dan kerjasama.
c)        dalam penelitian atau problem-solving, mahasiswa lebih bisa menerima atau mengingat ilmu yang mereka kembangkan sendiri, daripada ilmu yang mereka terima dalam perkuliahan.

Menurut Jeremy Harmer yang dikutip Budden, penggunaan Role playing dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan alasan berikut:
1.      Menyenangkan dan dapat menimbulkan motivasi bagi pembelajar.
2.      Semakin banyak kesempatan pembelajar untuk mengungkapkan    diri.
3.      Memberikan kesempatan yang lebih luas untuk berbicara.

Dalam bermain peran, mahasiswa diberi peran dan situasi. Karena bermain peran menyerupai/meniru kehidupan yang sesungguhnya, maka bahasa yang digunakan akan berkembang, karena mereka harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi dan karakter yang diperankan. Hubungan peran antar mahasiswa dapat mengembangkan kompetensi sosiolinguistik mereka.
Bermain peran merupakan satu metode yang sangat baik dalam pembelajaran bahasa asing kedua. Hal ini diungkapkan oleh Tompkins (1998). Metode ini memberikan semangat untuk berfikir dan berkreativitas serta memberikan kesempatan pembelajar untuk mengembangkan dan melatih keterampilan berbahasa dan kemampuan bertingkah laku dalam situasi yang lebih nyata. Bonnet (2000) dalam laporan hasil penelitiannya menulis, bahwa dengan bermain peran dan berdebat siswa meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk berbicara dan berdebat. Seperti pendapat Rebaud dan Sauvé yang dikutip Bonnet, permainan-permainan semacam ini dapat membantu dalam mengungkapkan pendapat, improvisasi, mendengar dan memahami sudut pandang orang lain.
Selain itu, permainan ini juga membantu siswa untuk mengembangkan sikap toleransi dan dalam membuat keputusan. Hal ini akan menuntun siswa untuk berfikir mandiri.

Kekurangan Role playing.
Menurut Blatner, Role playing merupakan teknologi mengintensifkan dan mengakselerasikan pembelajaran. Selain memiliki banyak manfaat, metode ini juga memiliki kekurangan.
Kekurangan yang diungkap oleh Blatner antara lain:
1.      Bermain peran merupakan satu metode belajar yang memungkinkan adanya improvisasi dari para pelakunya. Kemampuan untuk melakukan improvisasi ini menuntut rasa keamanan, sehingga pengajar harus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari peran yang diberikan lebih dulu (warming-up process). Warming-up ini sebenarnya sudah merupakan bagian dari bermain peran itu sendiri, sehingga waktu akan terkurangi.
2.      Adanya anggapan bahwa kemampuan interpersonal lebih mudah dari kemampuan teknis, sehingga mereka cenderung berfikir mampu melakukan Role playing meski mereka belum pernah memperoleh materi/tema yang akan diperankan.

Kaplan, seperti dikutip Tompkins (1998) mengatakan bahwa bermain peran semata-mata hanya terfokus pada tema-tema yang ditentukan yang menggunakan kosakata untuk bidang-bidang tertentu, dan tidak menangkap spontanitas dalam percakapan sehari-hari. Selain itu mahasiswa juga mendapatkan tugas yang mungkin mereka tidak terbiasa.

C.    PENGORGANISASIA
1.      Nama-nama pemeran
-           Aris hardianto                 : Dul ( Abang )
-          Gusti priyawan                 : Pak Ragi ( Bapak )
-          Masriyanto                       : Dr. Rio
-          Seva apriyanti                   : Mak Ipah (Mak)
-          Yesi ariska                        : Suster Ami
-          Yuni koeswijayanti          : Midah

2.      Media dan Alat
Perlengkapan pemain : kostum pemain, meja, kursi, stetoskop, tempat tidur pasien, bantal, selimut




3.      Setting tempat

    
    


D.    PELAKSANAAN KEGIATAN
a.       Waktu Pelaksanaan
Hari                             : Senin
Tanggal                      : 10 Desember 2012
Pukul                           : 07.30 WIB
Ruangan/Tempat         : II B

b.      Pembagian Pelaksanaan
Nama Kegiatan
Alokasi Waktu Kegiatan
Pembukaan
Perkenalan
Inti Kegiatan
Penutup
5 Menit
5 Menit
20 Menit
5 Menit
Jumlah Waktu
35 Menit









E.     MEKANISME KEGIATAN
1.      Pembukaan:
assalam’mualaikum wr.wb
selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Terimakasih kepada Ibu Miya Susilawati S,Kep Ners selaku dosen pembimbing Keperawatan  Profesional yang sudah memberikan kesempatan kepada kelompok kami untuk melaksanakan role play pada hari ini, serta teman-teman yang kami sayangi.
2.      Perkenalan:
Hai teman-teman sebelum kami memulai role play ini, kami akan memperkenalkan teman-teman saya yang cantik dan tampan. Perkenal kan nama saya Aris Hardianto sebagai Dul, Gusti Friawan sebagai Pak Ragi, Masriyanto sebagai Dr. Rio, Seva Apriyanti sebagai Mak Ipah, Yesi Ariska sebagai Suster Ami, Yuni koeswijayanti sebagai Midah. Saksikan kami dalam drama “Adik Ku Yang Malang

3.      Inti/isi cerita dari role play
a.       Kesimpulan
Kesimpulan dari role play diatas adalah peran perawat pada kasus Diare dan Dehidrasi meliputi sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada klien yang mengalami Diare dan Dehidrasi, sebagai pendidik memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi, serta sebagai peneliti yaitu dimana perawat berupaya meneliti asuhan keperawatan kepada klien Diare dan Dehidrasi melalui metode ilmiah.

b.    Saran
Berhati-hatilah dalam melakukan tindakan keperawatan, karena sekecil apapun tindakan yang kita lakukan kalau tindakan tersebut salah maka akan membawa dampak yang besar.

4.      Penutup
Demikian lah drama ini yang dapat kami tampilkan. Kami mohon maaf jika ada kesalahan kata maupun kesamaan dalam cerita ini, karena cerita ini hanyalah fiktif belaka.





F.     REFERENSI

Nila, Hj. Ismani (2001). Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
Potter, Patricia A. (2005). Fundamental of Nursing: Concepts, Proses adn Practice 1st Edition. Jakarta: EGC.
http://addy1571.files.wordpress.com/2008/12/tanggung-jawab-dan-tanggung-gugat-perawat-dalam-sudut-pandan.pdf